(Dihin Septyanto, SE, ME)
Dalam proses penyusunan karya ilmiah (misal tesis), perlu dipahami
dan dilaksanakan bagian-bagian penting dalam metodologi riset. Untuk itu
di bawah ini disajikan beberapa bagian-bagian penting tersebut yang
dapat menjadi acuan minimal, sehingga akan didapat hasil penelitian yang
berkualitas.
Beberapa bagian riset yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
I. Latar Belakang Penelitian
Pada bagian ini minimal memperhatikan 2 hal penting, yaitu :
1. Mengemukakan alasan dilakukannya penelitian atas problem manajemen
tertentu berdasarkan pada data dan fakta, sehingga menunjukkan bahwa
topic/ judul yang dipilih adalah penting.
2. Memaparkan proses identifikasi dan perumusan masalah.
Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah, yaitu temuan-temuan yang dapat diteliti, pada umumnya merupakan “ekstrak” dari latar belakang masalah.
Penanganan masalah hanya akan efektif apabil peneliti memiliki informasi
yang dapat dipercaya kebenarannya yaitu informasi yang didasarkan atas
fakta yang diperoleh dengan cara yang benar. Sebelum riset dilakukan,
terlebih dahulu perlu untuk mengidentifikasi dengan jelas permasalahan
yang dihadapi. Peneliti menginventarisasi semua yang mungkin menjadi
masalah.
Dalam mengidentifikasi masalah, perlu dibedakan mana yang merupakan
akar permasalahan dan bedanya dengan gejala dari suatu permasalahan.
Kadang-kadang apa yang kita anggap sebagai masalah itu sebenarnya
hanyalah merupakan gejalanya saja. Misalnya dalam suatu ruangan ternyata
gelap, lampu tidak menyala. Jadi kegelapan dan lampu tidak menyala itu
hanyalah gejala dari suatu masalah. Ternyata gelap dan lampu mati itu
disebabkan oleh bohlamnya mati/ putus aliran listriknya. Jadi bohlam
mati itu merupakan akar permasalahan yang menyebabkan timbulnya
kegelapan, sehingga kita dapat mencari solusi untuk memecahkan
permasalahan tersebut.
Dalam proses mengidentifikasi masalah perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
- a. Memahami kondisi, apakah cukup waktu untuk melakukan penelitian.
- b. Mengamati gejala, dengan mengamati gejala kita akan dapat mengetahaui adanya permasalahan.
- c. Mencari akar permasalahan, yaitu mencatat semua penyebab yang
memungkinkan terjadinya gejala tersebut dan mendapatkan mana penyebab
paling utama/ dominan.
Batasan Masalah
Untuk menyederhanakan riset, tetapi menjadi fokus dan efisien, maka
masalah tersebut perlu dibatasi. Dalam paper di jurnal, hal tersebut
tidak menjadi keharusan, karena dari latar belakang berupa survey
literatur telah diidentifikasi masalahnya
II. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dapat ditulis dengan kalimat tanya, bisa satu
masalah, dua masalah dan seterusnya.Kriteria masalah dalam penelitian
yang baik adalah :
-
Mempunyai kontribusi/ andil yang jelas baik secara teoritis maupun praktis.
-
Mempunyai derajad keunikan dan keaslian.
-
Layak dilakukan, hal ini terkait dengan akses data, waktu dan biaya.
III. Hipotesa
Hipotesa merupakan pendugaan sementara, dimana pada penelitian hipotesis
merupakan arahan yang akan diuji, karenanya peneliti harus berupaya
sedemikian rupa sehingga hipotesisnya terbukti.
IV. Tinjauan Pustaka
Biasanya tinjauan pustaka dicuplik/ disarikan dari referensi
textbook,tetapi akan lebih baik kalau sebelumnya ditelusuri melalui
paper-paper di jurnal. Relevansi literatur tercermin dalam judul maupun
tujuan penelitian sebagai acuan dalam menjawab permasalahan yang akan
diteliti. Oleh karena itu, perlu dikaji secara tajam teori apa saja yang
memang sesuai dengan kebutuhan penelitian tersebut.
V. Kerangka penelitian
Bagian ini menjelaskan filosofi dari gagasan (idea) riset yang
dilakukan,sehingga memerlukan model penelitian (paradigma penelitian),
yang ditampilkan dalam suatu diagram untuk memperlihatkan aliran-aliran
atau kaitan-kaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya.
VI. Teknik Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel
Bagian ini menetapkan jenis data dari tiap indikator, dari mana sumber
dan bagaimana teknik pengumpulan datanya. Dalam hal pengumpulan data
termasuk didalamnya penjelasan mengenai populasi, sampel, teknik
pengambilan sampel, teknik penyebaran kuesioner, berikut argumentasinya.
Pada suatu penelitian pada umumnya observasi atau eksperimentasi
dilakukan tidak terhadap populasi, melainkan dilakukan terhadap sampel.
Oleh karena itu, persyaratan tahap sampling harus dipenuhi agar
generalisasi dapat menjadi maksimal. Beberapa persyaratan tersebut
antara lain :
- Digunakan prinsip probabilitas (random sampling)
- Jumlah sampel memadai
- Ciri-ciri populasi dipenuhi secara ketat
- Variasi antar populasi sekecil mungkin
Teknik Sampling
Cara pengambilan sampel dari populasi secara garis besar dibedakan
menjadi dua cara, yaitu random sampling (probability sampling) dan
non-random sampling (non-probability sampling).
Random sampling adalah tiap unit atau individu dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Random sampling
merupakan asumsi pemakaian statistik inferensial atau induktif. Pada
non-random sampling, tiap unit atau individu dalam populasi tidak
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
Beberapa metode random sampling :
- Simple random sampling
- Systematic random sampling
- Stratified random sampling
- Cluster/ Area random sampling
- Multistage random sampling
VII. Uji kualitas Data.
Untuk mendapatkan kualitas data penelitian, maka diperlukan metode dan batasan yang digunakannya, yang meliputi antara lain :
a) Uji Normalitas untuk data sekunder
b) Uji outlier,dilakukan jika data tidak terdistribusi dengan normal.
c) Uji Asumsi Klasik, untuk analisis regresi/ ekonometri.
d) Uji Reliabilitas dan Validitas untuk data primer.
VIII. Metode Analisis
Bagian ini menentukan sekaligus menguraikan alat analisis yang akan
digunakan peneliti.Penggunaan alat analisis dilengkapi argumentasi
dengan memahami maknanya.
IX. Kuesioner Sebagai Alat Pengumpul Data
- Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk menjawab.
- Sebelumnya harus dipastikan kebenaran atas responden yang diteliti berdasarkan kriteria respondennya.
- Dua macam responden :
- a. Kuesioner yang disebut formulir, yaitu kuesioner yang berisi
pertanyaan2 untuk memperoleh data tentang variabel yang langsung bisa
diidentifikasi. Misalnya : Jenis kelamin, usia, pendidikan dll.
- b. Kuesioner yang disebut instrumen, yaitu kuesioner yang berisi
pertanyaan2 untuk mendapatkan informasi tentang variabel yang tidak
langsung menjelaskan. Misal variabel Kualitas Pelayanan, Variabel ini
tidak dapat langsung diketahui hanya dengan satu pertanyaan tetapi dapat
diketahui dengan beberapa pertanyaan berdasarkan indikatornya,
contohnya ditanyakan tentang tangibles, reability, responsiveness,
assurance dan empathy.
BAGAIMANA MEMULAI RISET ?
Ada beberapa cara bagi seorang calon peneliti untuk memulai melakukan risetnya, yaitu dengan :
Cara I.
1.Menentukan topik/ tema yang akan ditulis atau diminati.
2.Memperhatikan kejadian tertentu dapat berupa data untuk menghasilkan pertanyaan sbb :
a. Mengapa hal itu terjadi ?
b. Bagaimana hubungan atau pengaruhnya.
Cara II.
1.Membaca riset-riset terakhir pada “scientific jurnal” dari tema
ataupun topic yang kita sukai. Riset tersebut memberikan posisi terakhir
perkembangan ide.
2.Setelah itu membaca hasil-hasil riset yang lebih awal, untuk mengetahui perkembangan hasil riset dari awal sampai akhir.
3.Dari telaah tersebut kita dapat menemukan ide yang akan kita laksanakan.
Cara III.
1.Penelitian dapat dicoba dengan menjelaskan fenomena-fenomena yang ada (misal data-data keuangan).
2.Melakukan penelitian empiris, yakni replikasi dari riset-riset
sebelumnya dengan konteks Indonesia. konstribusi yang didapat antara
lain perbedaan metode karena perbedaan data atau kelengkapan data, serta
memberikan pencerahan berkaitan dengan fenomena yang ada di Indonesia.
Referensi :
1. Uma Sekaran, Research Method for Business-A Skill Building Approach,4th ed, John Wiley & Sons, Inc, USA, 2003.
2. Asep Hermawan, Penelitian Bisnis – Paradigma Kuantitatif, PT. Grasindo, Jakarta, 2006.
3. Ronny Kountur, D.M.S., Ph.D, Menguasai Riset Pemasaran, Ppm Manajemen, Jakarta, 2008.
4. Program Pascasarjana UIEU, Pedoman Penyusunan Tesis, Jakarta, 2007.